CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Saturday, April 10, 2010

~Tangisan seorang ibu/perempuan~

Suatu ketika, seorang anak bertanya kepada

ibunya, Ibu, mengapa ibu menangis?

Ibunya menjawab, Sebab ibu adalah perempuan,

nak. Saya tak mengerti ibu, kata si anak. Ibunya

hanya tersenyum dan memeluknya erat. Nak, kau

memang tak akan mengerti

Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya.

Ayah, mengapa ibu menangis? Ibumu

menangis tanpa sebab yang jelas, sang ayah

menjawab. Semua perempuan memang sering

menangis tanpa alasan.

Si anak membesar menjadi remaja, dan dia tetap

terus bertanya-tanya, mengapa perempuan

menangis? Hingga pada suatu malam, ia bermimpi

dan bertanya kepada Tuhan, Ya Allah, mengapa

perempuan mudah menangis? Dalam mimpinya ia

merasa seolah mendengar jawapannya:

Saat Ku ciptakan wanita. saya membuatnya

menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar

mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya,

walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan

lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang

tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat

melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap

berulangkali menerima cerca dari si bayi itu

apabila ia telah membesar.

Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya

tetap bertahan, pantang menyerah saat semua

orang sudah putus asa.

Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat

keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit,

walau penat, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang

untuk mencintai semua anaknya dalam

kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-

anaknya itu melukai perasaan dan hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan

kehangatan pada anak-anak yang mengantuk

menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan

memberikan kenyamanan saat didekap dengan

lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing

suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi

pelindung baginya. Sebab bukankah tulang rusuk

yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak

terkoyak.

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan

kemampuan untuk memberikan pengertian dan

menyedarkan bahwa suami yang baik adalah yang

tak pernah melukai isterinya. Walau seringkali

pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap

kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap

berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling

menyayangi.

Dan akhirnya, Kuberikan ia air mata, agar dapat

mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus

kepada wanita, agar dapat ia gunakan bila masa

pun ia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita,

kerana sebenarnya air mata ini adalah air mata

kehidupan.

0 comments: